Tuesday 10 April 2012

Hidup yang Pilihan


     Betapa hari ini saya sangat dikejutkan dengan seorang teman yang ternyata sudah memiliki seorang anak yang sangat menggemaskan, anak laki laki yang sangat membuat saya ingin menggendongnya, dengan baju anak khas sweater rajut dan kupluk rajut yang membuatnya semakin lucu. Si Lucu 16 bulan ini sudah pintar ternyata, dia cepet banget nempel dengan siapa saja, yang dasarnya saya memang seneng kalo ada anak kecil ya langsung saja menggendongnya dengan senang hati. Dibalik itu yang tidak saya habis fikir adalah... NIKAHANNYA kapan coba ????? sebagai seorang teman saya merasa shock dengan anak ini, saya kira dia adiknya atau siapanya yang dia bawa. Tapi ternyata wanita berumur hampir sama dengan saya ini mengaku kalau anak itu anak kandungnya . Dan saya langsung terhenyak mendengarnya, beribu pertanyaan menggunduk langsung dalam otak saya yang semakin lama semakin banyak bahkan hampir meledak ingin kutanyakan semuanya, tapi saya tak sampai se-KEPO itu, saya hanya bertanya SIAPA dan KAPAN ... cukup ... 

     Dan ternyata pelakunya adalah (yaelah kaya penjahat...) adik kelas saya yang saya tau dari dulu emang pacarnya dan sekarang sudah resmi menjadi suami istri yeah selamat ya longlast untuk kalian berdua . Tapi yang saya sesalkan adalah ... NIKAHNYA kapan coba ??? .

     Kami bertemu di acara nikahan teman kami yang lain. Wah saya sampe ngiri .. yang satu nikah ... yang satu udah punya anak ... Saya sebagai yang selalu mengumbar umbar tentang mimpi mimpi tentang menikah merasa gondok karena terdahului dengan orang orang yang saya kira akan menikah beberapa tahun lagi, dan ternyata lebih cepat, tapi wajar sih namanya perempuan ya tinggal nunggu kesiapan lelakinya. Right ????

     Dan entah bagaimana saya tak bisa membayangkan rasanya nikah muda, disamping saya belum siap secara mental, materi, rohani pun saya belum merasa cukup untuk memimpin sang Bidadari kelak. “MoveOn ji mesti banyak belajar ji MoveOn” haha #abaikan . Dan entah bagaimana rasanya ketika kebahagiaan selalu menyelimuti orang orang yang mengalami nikah muda karena memang prinsipnya, karena terpaksa (tau lah kenapa) , atau dipaksa orang tua. Tapi hidup adalah Pilihan, semua yang kita ambil semua yang kita lakukan semua yang kita kerjakan akan menjadi benih benih yang akan kita petik hasilnya baik ataupun buruk kelak dikemudian hari. Dan pertanyaan untuk kalian adalah ... NIKAHNYA kapan coba ??? (tetep)

Sunday 8 April 2012

Renungan sedikit

     Entah apa tapi hari ini saya sangat dicerahkan dengan postingan postingan teman teman blogger yang menyisipkan sajak ini, saya lihat ternyata banyak juga yang kontra dengan ini semua tapi saya termasuk yang ikut bahkan mendukung sekali. Saya perokok pasif ..


Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufiq Ismail

Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

 
Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara- perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

 
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

 
Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah…ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah DOSEN merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,
Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

 
Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

 
Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

 
Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan asap rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

 
Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling
menularkan HIV-AIDS sesamanya,
tapi kita tidak ketularan penyakitnya.

 
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok
di kantor atau di stopan bus,
kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,
Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bisa ketularan kena,

 
Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok,
dan ada juga dokter-dokter merokok,

 
Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,

 
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola
mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

 
Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil ‘ek-’ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

 
Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu- na’im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

 
Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat
merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.

 
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

 
Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?

 
Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu’ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii’atun bi mukayyafi al hawwa’i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.

 
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?
Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu ‘alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

 
Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

 
Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai
terbatuk-batuk,

 
Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,
lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

 
Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita,
jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

 
Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku’ dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,
Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

 
Amin Yaa Rabbalalamin.


Friday 6 April 2012

Mudah mudah susah


Ini sebenarnya saya sedang stuck ide untuk menulis sesuatu yang inspiratif untuk di blog ini, tapi ya apalah ini blog sudah seperti jurnal kehidupan saya pribadi saja bukannya memberikan ilmu ilmu yang bermanfaat buat orang lain malah jadi curhat pribadi seperti ini, yasudahlah mungkin ini hanya blog sampah yang saya buat. Walaupun begitu saya enjoy saja karena ini dunia saya jadi terserah saja saya mau nulis apa, kalian nikmati sajalah bahan sampah ini.

pic : random googling
Mungkin ini yang membuat blogger newbie gatau mesti nulis apa di blog-nya, karena stuck nya ide, wawasan yang kurang dalam hal tulis menulis, tidak tau harus memberikan tema apa pada tulisannya, kurang pede dengan tulisannya, takut norak takut dicerca pembaca takut ganggu orang dan bla bla bla hal lainnya. Disamping itu ketertarikan seseorang dalam hal tulis menulis seperti hanya ada ketika dibutuhkan, padahal kalau itu dibiasakan misalnya harus menulis satu posting-an perhari itu akan menjadi kebiasaaan yang membuat passion menulis kita tumbuh. Yang saya pelajari kalau ingin menulis ya menulis saja apapun bisa jadi bahan tulisan dari sesuatu yang kita anggap sepele saja bisa jadi bahan tulisan kita, dengan action menulis sajalah ide akan menjadi pokok bahasan yang bisa dikembangkan sedemikian rupa. Kalau hanya memikirkan saja ingin menulis apa temanya apa konsepnya apa detilnya bagaimana hanya difikirkan bahkan tidak sambil menulis nah itu yang bikin tulisan kita gak kelar kelar, yang ada hanyalah konsep tanpa aksi. Kalian tahu kan konsep tanpa aksi itu hanya sampah, sedangkan aksi tanpa konsep itu bunuh diri. Jadi menulis saja apapun nanti kita tinggal edit apa yang kurang apa yang harus ditambah . That’s it !!!