Jadi
jadi ... entah bagaimana kapannya kawan saya yang satu ini mulai merapat
mendekat mendadak membicarakan masalahnya pada saya yang waktu itu sambil
terheran heran bertanya mengapa dan ada apa . Dimulai dengan percakapan apalah
saya juga lupa, yang saya ingat hanya tentang mimpi mimpi saya dimasa depan
yang di rancang sedemikian rupa sehingga membuat saya tersesat dalam
perencanaan dan akhirnya berakhir pada sebuah option meminta bantuan pada kawan
saya ini untuk membantu mengarahkan apa yang harus saya lakukan dalam merancang
mimpi. Dengan serius saya perhatikan setiap ilmu yang dia berikan dan saya
sangat tertarik sehingga hanya bisa menyerap ilmu tanpa berkomentar apapun. Entah
magnet apa yang membuat saya tertarik dengan kepribadian manusia ini yang
sangat membuat saya terkagum dengan pemikirannya. Okey ... saya kagum, saya
hanya butuh waktu sendiri untuk merenung waktu itu, merenungi mimpi mimpi yang
dirancang dengan detail dan tersusun. Lama kami tak berpapasan waktu itu, lama pula kami tak berhubungan atau bertemu
karena kesibukan masing masing, walaupun itu melalui pesan singkat SMS karena
saya masih tidak ada kedekatan untuk sharing lebih dalam.
Entahlah,
3tahun berteman dengannya hanya sekedar teman saja, yang bertemu tiap hari dan
hanya bercanda sejenak saja. Tanpa ada keterikatan batin sebagai sahabat atau
keluarga dan blablabla ... Ini mendadak suatu hari dia ceritanya sedang galau
karena putus dari pacarnya, entah apa masalahnya sampai sekarangpun saya masih
buram karena enggan-nya saya bertanya karena takut menyinggung nyinggung, dan
tak pernah ada cerita dia memberikan alasan atau memberitahukan saya penyebab apa
putusnya mereka. Selama ini dia hanya membagi kegalau-annya saja,
berkeluhkesah, kesakitannya, rindunya dia pada mantan, cerita pacaran mereka
berdua, melankolis sekali, pathetic.
Ini
apa coba, saya tidak merasa pantas untuk mendengarkan ini semua, disana banyak
kawan kawan yang mempunyai keterikatan batin lebih kuat dengannya yang mungkin
biasa mendengarkan dia bergalau-galau ria. Saya siapa? Dengan kaget saya hanya
bisa bertanya tanya dan memberikan wejangan wejangan so bijak yang keluar
langsung dari otak saya mengalir kehati dan dilakukan tangan tangan jahil saya
untuk menulis pesan singkat itu. Mungkin
stimulus nasihat so bijak yang saya berikan padanya waktu pertama kali saya kirim
lewat pesan singkat padanya sangat efektif untuk mengikat dia terus
membicarakan terus menerus kegalau-annya ini . Dan saya terjebak terror SMS
galau-nya. Setiap hari saya mencoba menenangkannya memberikan penawar hatinya
yang biru, abu . . Dan setiap saat selalu bertambah bahkan sampai menggila.
Ah
entahlah saya sudah menyerah, sampai suatu hari tak sekalipun saya balas pesan
singkatnya karena capek. Ini pas banget saya lagi kena masalah butuh nasihat
nasihatnya yang selalu bisa menenangkan saya sejenak, dia malah balik tak
membalas pesan singkat saya. Dan hati ini berfikir “mungkin ini KARMA” ,
bagaikan kaca semuanya berbalik menyerangmu setiap kau menyerangnya, mungkin
ini sakit dan saya kesal, tapi saya belajar, saya berjanji untuk tak
melakukannya lagi ... saya harus selalu siap setiap ada kawan yang butuh saya,
karena suatu saat saya pasti butuh mereka . . .