Thursday 7 November 2013

Pantai Selatan

Selasa kemarin itu ceritanya tanggal merah Tahun Baru Hijriyah, Muharam ke 1435 saya sempat kesal dan malas harus pergi bekerja karena pergeseran hari libur ke bulan sebelumnya, mau tidak mau saya harus melaksanakan kewajiban. Tapi tunggu dulu ... sebenarnya saya tidak pergi bekerja dan malah meminta cuti dengan sangat mendesak ke atasan. Dengan alasan pergi malam harinya saya mencoba memberanikan diri untuk meminta izin cuti. Tapi alhamdulillah diterima dengan tidak banyak basa basi.
...
Kemarin itu memang ceritanya sangat mendesak, semalam memang saya sedang chatting dengan teman sekolah yang sudah jadi sahabat sampai sekarang sudah 6tahun lebih. Sedang ada kendala tugas kuliah yang katanya mau nyoba mengabadikan adat budaya seserahan sesajen di Pantai Selatan Pelabuhan Ratu. Dia kebingungan karena tidak ada yang bisa menemani pergi kesana, akhirnya saya coba menawarkan diri untuk menemani. Singkat cerita memang saya pergi pagi pagi sekali diantar orang rumah berkendara motor untuk datang kerumahnya, sekitar pukul 6:30 kami memulai perjalanan dengan perlengkapan seadanya karena memang niat kami hanya merekam momen adat disana. Mungkin disana hanya akan menghabiskan waktu seharian dan pulang kembali di sore hari.
...
Perjalanan kesana cukup melelahkan apalagi dengan memakai sepeda motor karena memang harus dalam keadaan duduk dengan sakit pantat sepanjang jalan. Perjalanan pertama memang menyenangkan karena masih pagi jalananpun masih lancar dan memang jalanan kesana pun tidak terlalu macet, melewati banyak pemandangan disekitar dari mulai Cimahi - Padalarang - Cianjur - Sukabumi - Pelabuhan. Karena memang ini pertama kalinya saya pergi kesana. Kami tak kunjung menemukan ataupun merasa mendekat dengan keadaan laut dan mengomel sepanjang jalan karena hanya bisa melihat pegunungan tanpa ada tanda tanda Pelabuhan.
...
Entah setan apa yang hinggap sepanjang jalan saya hanya bisa mengumpat merasakan sakit di pantat dan lama sekali untuk sampai kesana. Setelah berhenti beberapa kali untuk bertanya berapa kilometer lagi untuk sampai disana, kemudian kami sampai di suasana kota di dekat Pelabuhan, karena saya tidak menyadari dan tidak terbayang sebelumnya untuk ukuran Pelabuhan berada di antara perkotaan karena memang sangat janggal. Karena yang saya bayangkan hanya Perkampungan kemudian Laut mungkin sangat sempurna, tapi kali ini perkotaan dan laut yang hanya bisa saya lihat. Oke tak apalah kami bisa menerima keadaan itu, tapi sayangya hari sudah siang dan memang tujuan kami merekam adat budaya sesajen Pantai Selatan pun sudah terlaksana pagi harinya. Kami gagal.
...
Beristirahat sebentar, akhirnya kami memutuskan untuk menikmati saja pemandangan disana dengan mengabadikannya lewat foto dan video, entah apa yang teman saya dapat tapi yang penting saya mendapat ketenangan melihat pemandangan ciptaan Tuhan yang sangat indah dan merekamnya di pelataran memori. Tanpa pikir panjang kami coba menikmati ombak dan mencoba berselancar dengan anak anak baru saja kami kenal yang lebih dulu ada disana. Menyenangkan sekali memang, angin semilir matahari menyengat ombak besar pasir kotor laut asin terumbu keras ... sempurna
...
Semoga dilain kesempatan bisa menikmati hal hal semacam ini lagi, disamping aktivitas yang sangat sibuk memang untuk pergi kemana mana mencari udara segar sangat jarang saya lakukan.
...
Alhamdulillah
...

2 comments:

Intan Sudibjo said...

dari dulu sampai sekarang saya belum sempat nyobain pantai selatan mas, sampai sekarang jadi penasaran :D

Ninda said...

wahh cuma pernah lihat dari jauh waktu masih umur belasan hehehe kemakan mitos gkberani dekat2